Pertanyaanini mengemuka dalam dialog menelusuri ketokohan Mbah Wasil, di Kompleks Makam Setonogedong, Kota Kediri, Minggu (30/6). Hingga kini, siapa Mbah Wasil yang makamnya ada di Setonogedong, masih menjadi tanda tanya besar. Yang pasti, Syech Wasil adalah seorang ulama besar yang sangat berperan dalam penyebaran Islam di Jawa Timur AlHabĂźb RaĂźs diahirkan hari Kamis, 11 Agustus 1960, pukul 15.30 WIT, di Daerah Batu Merah, Ambon Maluku, Indonesia. Masa pendidikan formalnya dilalui sejak 1964–1987. Semasa kecil selalu membaca buku–buku yang membahas tentang Filsafat. Sehingga pada usia 7 tahun, HabĂźb RaĂźs telah membaca buku filsafat, “Alam Pikiran Yunani“, sebanyak 20 jilid, dan Manajemenkeuangan dalam arti sempit adalah aktifitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana (Financing) [1].Manajemen keuangan (Financial Management) dalam arti luas adalah segala aktifitas organisasi atau perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, mengumpulkan dana, dan mengelola asset sesuai dengan HabibBugak Asyi bukanlah nama sebenarnya dari Habib yang telah mewaqafkan hartanya pada tahun 1800an di Mekkah, tetapi adalah julukan beliau, sebagaimana menjadi kebiasaan umum para tokoh Aceh yang akan diberikan julukan tertentu, terutama tempat tinggal atau tempat wafatnya. Seperti Habib Dianjung, Maulana Syiah Kuala (Syekh Abdul Rauf al hari diangkat/dilaporkannya amalan) Jum'at, 13 Muharrom (14 Oktober) Puasa Ayyamul Bidh Sabtu, 14 Muharrom (15 Oktober) Puasa Ayyamul Bidh Syekh Maulana Mansyur / Syekh Mansyuruddin / Syekh Mansyur Cikaduen ( W. 1672 M ) beliau adalah seorang ulama berdarah bangsawan Banten p Syekh Qurotulain - Maulana Malik Ibrahim (SUNAN GRESIK) - Raden Rohmat (SUNAN AMPEL) - Raden Ainul Yaqqin (SUNAN GIRI) - Syekh Mansyur - Syekh Imam Nawawi - Syekh Ahmad Salim - Syekh Abdussalam - Syekh Ali Mandaya Amalan ini mungkin fungsinya hampir mirip dengan Amalan Kebal Bacok yang pernah admin postingkan dalam blog ini, M M. Dahlan (2016) Menyorot Amalan Tasawuf Jam'iyah Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary. Lembah Harapan Press Stain Parepare, Parepare. ISBN 978-602-71223-3-8 Mathar, Moch. Qasim (2016) Dari Athena ke Teheran: Jalan Panjang dan Berliku Agama-agama dan Demokrasi. Sekolah Demokrasi untuk Indonesia, Makassar. SyekhSubakir diutus ke Tanah Jawa bersama-sama dengan Wali Songo Periode Pertama, yang diutus oleh Sultan Muhammad I dari Istambul, Turkey, untuk berdakwah di pulau Jawa pada tahun 1404, mereka diantaranya: 1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur Negara. 2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli RiwayatMaulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari; Legenda Datu Nuraya; Riwayat Datu Suban Syekh Ahmad Khatib Sambas r.a (Sufi Agung asal Sambas, Kalimantan Barat) manuskrip ini ditutup dengan beberapa amalan wirid Beliau selain amalan Tariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah. Karya lain (juga berupa manuskrip) membicarakan tentang fikih, mulai PendiriPesantren Pertama di Tapanuli Bagian Selatan Tuan Guru Syekh Ahmad Zein Hasibuan (1846-1950), pendiri pesantren pertama di Tapanuli Bagian Selatan adalah Tuan Guru Syekh Ahmad Zein Hasibuan ayah dari Prof. Syekh Ali Hasan al-Dariy. Pesantren tersebut berdiri di Pintu Padang Julu Kenegerian Panyabungan Tonga, Kecamatan Siabu, Dalam sumber lain dari buku karya Yunus Salam terbitan 1986 dikatakan bahwa Syekh Maulana Ishaq adalah putra Syekh Maulana Malik Ibrahim, salah satu Wali Songo yang dimakamkan di Desa Gapura, Gresik) Mas Mansyur (ketua keempat), terjadilah berbagai perubahan, termasuk keluarnya putusan tarjih yang meniadakan praktik doa qunut dalam shalat Menurutkepercaya'an masyarakat, pada suatu hari Syekh Abdul Muhyi dan Maulana Mansyur berada di Makkah hendak pulang ke tanah Jawa, keduanya kemudian berunding tentang pemberangkatan bahwa siapa yang sampai lebih dulu di Jawa, hendaklah menunggu salah seorang yang lain di tempat yang telah ditentukan. Itu dia beragam amalan dan bacaan doa SyekhHusain bin Muhammad as Syafii dalam kitab beliau " Risalah Fii Itsbat Wujud an Nabi Fii Kulli Makaan " bahwa keberadaan Baginda Rasulullah saw itu sama sekali tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan zaman, Beliau selalu ada dan kapanpun dan dimana pun untuk menjawab Salam salam manusia, dan untuk hadir dalam mimpi-mimpi para pecinta KiaiUzairon juga belajar pada Maulana In’amul Hasan al-Kandahlawi–seorang ulama dari India yang pernah menjadi Pemimpin Jamaah Tablig dunia. dan kitab lainnya. Jamaah Tablig juga sering membaca kitab Fadhilah Amal karya Syekh Muhammad Zakariyah al-Kandahlawi, kitab ini seakan menjadi kitab induk yang dibaca saat mereka melakukan Santrigayengcom March 21 ·. Alhamdulillahirabbil 'alamiin pada hari ini Maulana as-Syaikh as-Sayyid Prof. Dr. Muhammad Fadhil al-Jailani al-Hasani al-Husaini kembali berkunjung ke Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo dalam rangka Haul Masyayikh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo yaitu : al-Mursyid al-Kholifah Simbah K.H obERDM. Amalan Syekh Maulana Mansyur – Belajar tentang Islam dapat berasal darimana saja selama mendapatkan bimbingan dari guru yang tepat. Bahkan meneladani seorang tokoh juga termasuk dalam proses belajar, seperti contohnya Syekh Maulana Banten pastinya tidak asing jika mendengar nama ulama Syekh Maulana Mansyur. Bahkan kisah beliau sangat identik dengan Batu Qur’an. Selain itu, ada juga amalan Syekh Maulana Mansyur yang akan selalu dikenang oleh kita Syekh Maulana Mansyur?Mandat Kesultanan Syekh Maulana MansyurKonflik Tahta Kesultanan BantenKemunculan Syekh Maulana Mansyur PalsuKepulangan Syekh Maulana Mansyur AsliPenyelamatan Kesultanan BantenKeturunan Syekh Maulana MansyurKaromah Syekh Maulana MansyurAmalan Syekh Maulana MansyurAkhir KataKendati raganya sudah tidak ada, tetapi semangat serta amalan Syekh Maulana Mansyur masih tetap hidup bersama kita bahkan terbawa di era modern. Semakin kita memahami amalan tersebut, maka semakin kuat juga cinta kita terhadap dapat membantu Anda dalam mengetahui beberapa amalan Syekh Maulana Mansyur, maka Sekolah Pesantren akan memberikan informasinya secara lengkap. Jadi silahkan simak pembahasan mengenai ulama Syekh Maulana Mansyur berikut Maulana Mansyuruddin atau biasa dikenal sebagai Syekh Maulana Mansyur, adalah seorang ulama berdarah bangsawan Banten. Beliau merupakan putra dari Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa Sultan Ageng Tirtayasa yang merupakan Sultan Banten ke-6Beliau Syekh Maulana Mansyur turut menyebarkan ajaran agama Islam di daerah Banten Selatan Pandeglang dan beberapa wilayah Banten lainnya. Pengaruhnya semakin besar ketika ditahbiskan menjadi Sultan Banten Ke-7 menggantikan sang Ayah Sultan Ageng menjabat selama 2 tahun, terbesit pikiran Syekh Maulana Mansyur untuk mendirikan kerajaan Banten di Baghdad, Irak. Beliau pun menitipkan pemerintahan kesultanan pada putranya yang bernama Pengeran Adipati Ishaq atau Sultan Abdul lupa, Syekh Maulana Mansyur berpamitan kepada Sang Ayah, yaitu Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa Sultan Banten ke-6 untuk melaksanakan tujuannya. Namun, Sultan Ageng Tirtayasa menitipkan pesan kepada Syekh Maulana Mansyur sebagai satu-satunya tempat yang boleh disinggahi oleh Syekh Maulana Mansyur selain Baghdad, Irak adalah Mekkah. Singgah di Mekkah juga dengan catatan jika Syekh Maulana Mansyur melewatinya selama berada di Kesultanan Syekh Maulana MansyurSebelumnya sudah dijelaskan jika selama kepergian Syekh Maulana Mansyur, beliau menitipkan tonggak kesultanan di tangan putranya, yang bernama Pangeran Adipati Ishaq atau Sultan Abdul berpamitan dan mendapatkan wejangan dari Sultan Abdul Fatah, maka berangkatlah Syekh Maulana Mansyur ke Baghdad, Irak. Namun setibanya di sana, Syekh Maulana Mansyur menerima kenyataan jika dirinya tidak dapat mendirikan kesultanan Banten di akhirnya kembali ke Banten dengan tangan kosong, akan tetapi lupa dengan pesan atau wejangan yang diberikan oleh Sang Ayah, Sultan Abdul Fatah. Syekh Maulana Mansyur justru singgah di Pulau Menjeli, Cina dan menikahi Ratu di Pulau Menjeli selama 2 tahun, hubungan Syekh Maulana Mansyur dan Ratu Jin pun dikaruniai seorang Putri. Hal tersebut tentu saja tetap menimbulkan kekosongan di Kesultanan Banten kendati pemerintahan sudah diamanahkan pada putranya, Sultan Abdul Tahta Kesultanan BantenKepergian Syekh Maulana Mansyur rupanya juga dibarengi dengan kehadiran tentara Belanda, yang saat itu membawa misi penaklukan atau penjajahan. Kuatnya Kesultanan Banten membuat Belanda menggunakan cara licik untuk menciptakan sebuah Politik Adu Domba Devide et Impera dengan menghasut Sultan Abdul Fadhli. Pihak Kompeni menyebutkan jika sudah saatnya Sultan Abdul Fadhli naik tahta menggantikan Syekh Maulana Mansyur dan Belanda akan mendukung penuh hal mendengarnya, Sultan Abdul Fatah sekaligus kakek dari Sultan Abdul Fadhli tentu saja tidak menerima usulan tersebut. Pasalnya belum ada kepastian jika Syekh Maulana Mansyur wafat dalam melaksanakan perjalanan ke Baghdad, usulan naik tahta tadi rupanya sudah dimakan oleh Sultan Abdul Fadhli yang sekarang justru ingin menahbiskan dirinya. Konflik antara Kakek dan Cucu ini pun pecah serta membuat suasana Kesultanan Banten menjadi pasukan Belanda, Sultan Abdul Fadhli mampu mengungguli Sang Kakek, yaitu Sultan Abdul Fatah. Karena keunggulan tersebut, Sultan Abdul Fadhli pun akan segera naik tahta dengan dukungan pihak Syekh Maulana Mansyur PalsuBaru saja Sultan Abdul Fadhli akan diresmikan, tiba-tiba sebuah kapal berhenti di Pelabuhan. Dari dalam muncul sebuah sosok yang ternyata adalah Syekh Maulana Mansyur. Namun di luar dugaan, sosok tersebut rupanya adalah seorang pendeta dari Pulau Menjeli yang ini adalah Raja Pendeta keturunan Raja Jin yang mampu menyamarkan diri hingga sangat mirip Syekh Maulana Mansyur. Keahliannya tersebut membuat masyarakat tidak menaruh curiga dan bahkan bersuka cita atas kedatangan Syekh Maulana Mansyur dianggap sudah kembali, maka Syekh Maulana Mansyur palsu mejabat sebagai Sultan dan memimpin Kesultanan. Berbanding 180 derajat, Syekh Maulana Mansyur palsu memimpin secara arogan dan semena-mena sehingga memantik kebencian di benak perbedaan sikap putranya, Sultan Abdul Fatah merasa ada kejanggalan dalam diri Syekh Maulana Mansyur. Beliau mencoba menghentikannya dengan bantuan seorang Auliya Alloh bernama Tubagus Bu’ang Keturunan Sultan Banten ke-2.Tidak hanya itu, Sultan Abdul Fatah juga turut merangkul masyarakat dalam melakukan pemberontakan. Namun sayang, Sultan Abdul Fatah mengalami kekalahan karena lawannya merupakan keturunan bangsa kekalahan tersebut, Sultan Abdul Fatah diasingkan ke sebuah daerah terpencil bernama Tirtayasa. Sebagai bentuk penghormatan dari masyarakat yang sudah berjuang bersama, maka beliau dianugerahi gelar Sultan Agung Syekh Maulana Mansyur AsliKerusuhan di Kesultanan Banten ternyata tersiar sampai ke telinga Syekh Maulana Mansyur yang asli. Kabar diasingkannya Sultan Ageng Tirtayasa juga sempat menyadarkan Syekh Maulana Mansyur pada pesan ayahnya untuk tidak singgah dimanapun kecuali Maulana Mansyur pun tersadar kembali atas kelalaiannya yang justru meninggalkan Kesultanan Banten untuk singgah di tempat lain. Atas kelalaiannya tersebut, Syekh Maulana Mansyur segera bertaubat dan menuju ke Baitulloh Mekkah, Syekh Maulana Mansyur menyesal sejadinya serta memohon ampunan kepada Allah SWT. Sambil terisak tangis, beliau memohon petunjuk kepada Allah SWT untuk bisa kembali ke Banten dengan cepat guna menyelesaikan masalah di izin Allah SWT, beliau pun diberikan petunjuk untuk menyelami sumber Air Zam Zam dan saat kembali ke permukaan, ternyata Syekh Maulana Mansyur Asli sudah tiba di daerah Cibulakan Cimanuk dekat dengan sebuah kemunculan Syekh Maulana Mansyur di Cibulakan Cimanuk ternyata menyebabkan air terus memancar dari dalam tanah tanpa bisa dibendung. Akhirnya beliau melaksanakan Sholat Sunnah dan mencoba menutup pancaran air dengan sebuah Al-Qur’ Izin Allah SWT, pancaran air tadi berhenti dan sebagai penanda, Syekh Maulana Mansyur menuliskan sesuatu di batu dekat pancaran menggunakan jari telunjuk. Peristiwa inilah yang kemudian membuat tempat tersebut menjadi Keramat serta dijuluki sebagai Batu Qur’ Kesultanan BantenSyekh Maulana Mansyur Asli langsung bergegas menuju kesultanan dan mencoba untuk memperbaiki kerusuhan yang sempat terjadi di sana. Berkat usahanya, Syekh Maulana Mansyur Asli berhasil mengambil alih kembali hanya itu, Syekh Maulana Mansyur Asli juga berhasil memulangkan ayahnya, Sultan Abdul Fatah dari pengasingan. Sejak saat itulah Kesultanan Banten menjadi terasa damai, bahkan Syekh Maulana Mansyur juga menyempatkan diri untuk mensyiarkan agama Syekh Maulana MansyurSebagai Sultan, Syekh Maulana Mansyur mensyiarkan agama Islam ke seluruh penjuru Banten dengan metode dakwah. Sampai suatu ketika, beliau singgah di suatu daerah Cikoromoy dan menikahi gadis setempat bernama Nyai Sarinten Nyi Mas Ratu Sarinten.Pernikahan antara Syekh Maulana Mansyur dan Nyi Mas Ratu Sarinten dikaruniai seorang putra sekaligus keturunan bernama Muhammad Sholih Kyai Abu Sholih. Kehidupan keluarga tersebut tentu saja membuat Syekh Maulana Mansyur merasa hubungan antar Syekh Maulana Mansyur dan Nyi Mas Ratu Sarinten tidak berlangsung lama. Pasalnya Nyi Mas Sarinten harus terlebih dahulu menghadap pangkuan Illahi karena sebuah hendak mandi di sungai, Nyi Mas Ratu Sarinten terjerat rambutnya sendiri dan membuatnya terjatuh sampai menghantam batu. Sekedar informasi, rambut Nyi Mas Ratu Sarinten sangatlah panjang bahkan hingga melebihi tinggi saat itu, Syekh Maulana Mansyur melarang seluruh keturunan perempuan beliau untuk memiliki rambut panjang hingga melebihi tinggi tubuh. Syekh Maulana Mansyur kemudian melanjutkan Dakwahnya dan pindah ke daerah daerah Cikadeun, Syekh Maulana Mansyur kemudian menikah lagi dengan seorang gadis setempat bernama Nyi Mas Ratu Jamilah. Sembari menetap, beliau akhirnya juga mensyiarkan Islam di daerah Banten Syekh Maulana MansyurPerjalanan dakwah Syekh Maulana Mansyur sampai di selatan pesisir Banten hingga menyusuri sebuah hutan bernama Pakuwon Mantiung. Beliau berteduh di bawah pohon Waru dan seketika, pohon tersebut merunduk doyong untuk menaungi Syekh Maulana tunduknya pohon Waru tempat berteduh Syekh Maulana Mansyur terjadi karena beliau memiliki Khodam Ki Jemah. Bahkan karena peristiwa ini, pohon Waru yang tumbuh batangnya tidak akan bisa lurus berselang lama dari peristiwa tadi, Syekh Maulana Mansyur mendengar sayup suara Harimau. Setelah menghampiri sumber suara, ternyata Kaki Harimau tersebut sedang terjepit oleh sebuah Kima Kerang Raksasa.Sang Harimau hanya bisa pasrah jika ajalnya harus berakhir di tangan Syekh Maulana Mansyur sambil sesekali meraung ke arah beliau. Secara ajaib, Syekh Maulana Mansyur mampu memahami raungan Harimau tersebut dan keduanya Maulana Mansyur akhirnya membebaskan kaki Harimau dari jepitan Kima serta menamai Harimau tersebut dengan nama Raden Langlang Buana. Syekh Maulana Mansyur juga meminta si Harimau untuk tidak mengganggu anak cucu serta bentuk balas budi atas kebaikan hati Syekh Maulana Mansyur, si Harimau Raden Langlang Buana mengiyakan permintaan tersebut. Konon, karena hal inilah, semua keturunan Syekh Maulana Mansyur disebut dapat mengendalikan Syekh Maulana MansyurWallahualam bish-shawab, segala kebenaran cerita Syekh Maulana Mansyur hanya Allah yang lebih mengetahui dan kita hanya perlu mengambil amalan beliau saja. Ada beberapa amalan dari Syekh Mansyuruddin yang dapat kita jadikan sebagai beberapa amalan dari Syekh Maulana Maulana Mansyur akan tetap beribadah baik wajib maupun Sunnah dan hanya sakit berat yang mampu menghentikan beliau. Bahkan Syekh Maulana Mansyur rutin Sholat berjamaah hingga tutup Maulana Mansyur dikenal sebagai tokoh yang kerap memasrahkan segalanya kepada Allah SWT secara Maulana Mansyur adalah tokoh rendah hati dan selalu menjawab tidak tahu meskipun sebenarnya beliau sudah mengetahuinya. Apalagi ketika berjumpa dengan tokoh Kyai maupun Habib, disitulah sifat Tawdlu beliau terpancarDermawanSyekh Maulana Mansyur juga sangat dermawan di mata masyarakat. Kisah paling dikenal adalah ketika orang kaya raya mengunjungi Syekh Maulana dan memberikan segepok uang. Lantas Syekh Maulana membagikannya pada masyarakat dan berkata pada orang kaya tersebut “Tuh kan, kamu mah sudah bikin senang banyak orang”.Akhir KataSekarang Anda sudah mengetahui segala bentuk amalan Syekh Maulana Mansyur dan juga profil beliau sebagai seorang ulama sekaligus Sultan di kerajaan Banten. Semoga apa yang menjadi amalan beliau, dapat kita tiru hingga bisa hidup di dalam pembahasan mengenai Amalan Syekh Maulana Mansyuruddin dari Penulis Situs Sekolah Pesantren. Nantikan pembahasan amalan dari sejumlah tokoh ternama yang mampu dijadikan sebagai suri tauladan bagi kita Gambar Admin Sekolah Pesantren Pourquoi avoir votre MosquĂ©e sur La MosquĂ©e Du Coin ? Communiquez votre actualitĂ© Horaires de priĂšre, assises, demande de bĂ©nĂ©voles, partagez votre actualitĂ©. Echangez avec les fidĂšles RĂ©pondez aux interrogations des musulmans, renseignez-les sur les Ă©vĂšnements spĂ©ciaux Ă  venir. RĂ©coltez des dons Partagez vos demandes de dons Ă  la communautĂ© et transmettez vos coordonnĂ©es bancaire afin de rĂ©ussir votre projet. Des donnĂ©es protĂ©gĂ©es Prenez le contrĂŽle de votre fiche MosquĂ©e et soyez les seuls Ă  pouvoir modifier les informations qui s'y trouvent. PRAYER TIMESMuslim Pro est reconnue par des millions de fidĂšles musulmans dans le monde comme offrant les horaires de priĂšre les plus prĂ©cis selon votre emplacement actuel avec de nombreux paramĂštres disponibles angles. – Bagi para jamaah ziarah dan pecinta wisata religi, Cikadueun bukanlah nama asing. Tempat ini biasanya dikunjungi setelah Banten Lama dan Caringin yang terdapat makam Kampung Cikadueun, Desa Cikadueun, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Banten ini terdapat makam Syekh yang terdapat di komplek makam Syekh Mansyur Cikadueun ini hanyalah batu nisan pada makam Syekh Makam Cikadueun memiliki orientasi utara – selatan yang saat ini kondisi jiratnya sudah dikeramik berwarna putih. Nisan sisi utara memiliki tipologi menyerupai batu nisan tipe ini memiliki bentuk dasar pipih, bagian kepala memiliki dua undakan, makin ke atas makin mengecil. Pada bagian atas badan nisan terdapat tonjolan berbentuk tanduk. Hiasan berupa sulur daun dan tanaman terdapat hampir di seluruh badan nisan tanpa ragam hias pada nisan sisi selatan memiliki tinggi ± 52 cm dan lebar ± 33 cm, nisan ini juga berupa nisan tipe Aceh dengan bentuk yang berbeda yaitu, bentuk dasar pipih atau papan dengan badan nisan dihiasi sulur yang membentuk gunungan dengan terdapat tulisan Arab “Allah” pada sisi utara dan “Muhammad” pada sisi selatannya. Jarak antar kedua nisan tersebut ± 66 cm. Syekh Maulana Mansyur untuk sebagian warga Banten memang dikenal sebagai ulama pemberani, cerdas, piawai dalam memainkan alat-alat kesenian bernafaskan Islam. Ia juga dikenal cakap dalam ilmu pertanian serta komunikasi. Sehingga dia diserahi tugas menjaga kawasan Islam Banten Selatan dan berdomisili di Menurut kisah yang berkembang di masyarakat, Syekh Mansyur berkaitan dengan riwayat Sultan Haji atau Sultan Abu al Nasri Abdul al Qahar, Sultan Banten ke tujuh yang merupakan putera Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masa pemerintahan Sultan Haji yang kooperatif dengan Belanda ini dipenuhi pemberontakan dan kekacauan di segala bidang, bahkan sebagian masyarakat tidak mengakui sebagai sultan. Karena riwayat Sultan Haji yang dianggap sangat memalukan dan memprihatinkan, timbullah berbagai cerita menyimpang dari data-data sejarah. Diceritakan, yang melawan Sultan Ageng bukanlah Sultan Haji, melainkan orang yang menyerupai Sultan Haji yang berasal dari Pulau Putri atau Mejati. Orang ini datang ke Banten ketika Sultan Haji sedang menuaikan ibadah haji ke selesai, Sultan Haji yang asli kembali ke Banten dan mendapati Banten sedang huru-hara. Untuk menghindari keadaan lebih buruk lagi, Sultan Haji pergi ke Cimanuk, tepatnya ke arah Cikadueun, sini ia menyebarkan agama Islam hingga wafat. Kemudian ia dikenal dengan nama Haji Mansyur atau Syekh Mansyur cerita seperti ini dari sisi sejarah sangat lemah dan hanya dianggap cerita rakyat atau legenda yang mengandung nilai dan makna lain mengatakan, Syekh Mansyur Cikadueun adalah ulama besar dari Jawa Timur yang hidup semasa dengan Syehk Nawawi al Bantani. Kedua tokoh ini terlibat langsung dalam perang Diponogoro dan ditangkap Belanda. Syekh Mansyur dikejar Belanda dan akhirnya menetap di Kampung Cikadueun sementara Syekh Nawawi kembali ke lain menyebut, Syeikh Maulana Mansur merupakan tokoh agama yang sangat berperan. Setelah dua tahun berkuasa, Sultan Maulana Mansurudin kemudian berangkat ke Bagdad Irak untuk mendirikan Negara Banten di tanah Irak, sehingga kesultanan untuk sementara diserahkan kepada putranya Pangeran Adipati Ishaq atau Sultan Abdul beberapa waktu Pangeran Adipati Ishaq dibujuk untuk menggantikan Sultan Maulana Mansyurudin. Ia pun terbujuk dan diangkat menjadi Sultan resmi Banten, namun di sisi lain Sultan Agung Abdul Fatah tidak menyetujuinya karena beralasan Sultan Maulana Mansyurudin masih hidup, maka penggantian tahta kesultanan harus menunggu pendapat ini kemudian menjadi kekacauan waktu itu. Suatu ketika, datanglah seorang pria yang mengaku sebagai Sultan Maulana Mansyurudin dan ia pun dipercaya oleh masyarakat yang mengaku-ngaku tersebut kemudian membawa kekacauan di Banten. Kekacauan itu sampai ke telinga Sultan Maulana Mansyurudin yang asli. Kemudian memutuskan pulang dan menghentikan kekacauan. Kedatangannya mampu menyelesaikan kekacauan dan ia pun kembali memimpin Kesultanan dimanfaatkan untuk menyebarkan agama Islam. Suatu ketika sampai ke Cikoromoy, Pandeglang, ia menikahi seorang perempuanOh ya, nama Cikadueun juga melekat dengan Batu Quran. Lokasi Batu Quran ini dahulu diyakini pijakan kaki Syekh Maulana Mansyur ketika hendak pergi berhaji ke tanah suci, Syekh Maulana Mansyur pulang dari Mekkah, dia muncul bersama dengan air dari tanah yang tidak berhenti mengucur. Banyak orang menyakini, air yang mengucur tersebut adalah air zam berendam di pemandian Batu Quran yang terletak di kaki Gunung Karang, tepatnya di Desa Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Banten, Selasa 29/12/2020.Syekh Maulana Mansyur kemudian bermunajat kepada Allah dengan salat dua rakaat di dekat keluarnya air tersebut. Selesai salat, ia mendapat petunjuk untuk menutup air tersebut dengan Alquran. Atas izin Allah air tersebut berhenti mengucur dan Alquran tersebut berubah menjadi batu sehingga dinamakan “Batu Quran”.Secara kasat mata batu dengan ukuran meter tersebut akan terlihat seperti batu pada umumnya. Dengan cara apapun dan dengan alat apapun tidak akan bisa terlihat tulisan Alquran di batu tersebut. Namun, menurut kepercayaan tulisan Alquran dapat dilihat dan dibaca dengan mata sekarang, tempat ini masih ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk berziarah. Pada momen tertentu seperti menjelang Ramadan, tempat ini dipadati masyarakat, baik dari Banten atau daerah lain. HilalAdvertisement

amalan syekh maulana mansyur